5.24 Troubleshooting

[KEMBALI KE MENU SEBELUMNYA]


 1. Tujuan [kembali]

  • Untuk menyelesaikan tugas matakuliah elektronika yang diberikan oleh Bapak Dr. Darwison,M.T. 
  • Mempelajari prinsip kerja Troubleshooting
  • Mempelajari fungsi Troubleshooting dalam mengatasi masalah pada rangkaian listrik

 2. Alat & bahan [kembali]

  • Resistor
    Berfungsi sebagai pembagi, pembatas, dan pengatur arus dalam suatu rangkaian, 

Resistor berfungsi untuk menghambat arus dalam rangkaian listrik. Nilai resistansi dan arus saling berbanding terbalik, sehingga semakin besar nilai resistansi maka nilai arus yang melalui sebuah komponen semakin kecil. Cara menghitung nilai resistansi resistor berdasarkan kode gelang warna:

 


        1. Masukkan angka langsung dari kode warna gelang pertama

        2. Masukkan angka langsung dari kode warna gelang kedua

        3. Masukkan angka langsung dari kode warna gelang ketiga

        4. Masukkan jumlah nol dari warna gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan (10^n), merupakan              nilai toleransi dari resistor. 

  • Kapasitor

Berfungsi sebagai penyimpan arus atau tegangan listrik

  • Ground
Berfungsi sebagai penghantar arus listrik langsung ke bumi


  • Transistor

    Transistor merupakan sebuah alat semikonduktor yang dapat dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung arus (switching), stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal

  • Osiloskop

Osiloskop digunakan untuk mengamati bentuk gelombang input dan output pada rangkaian.


    Osiloskop adalah komponen elektronika yang mempunyai kemampuan menyimpan electron-elektron selama waktu yang tidak tertentu. Osiloskop dilengkapi dengan tabung sinar katode. Peranti pemancar elektron memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung sinar katode.

 3. Dasar Teori [kembali]

 Troubleshooting merupakan pencarian sumber masalah secara sistematis sehingga masalah tersebut dapat diselesaikan, dan proses penghilangan penyebab potensial dari sebuah masalah.

Pada Gambar 5.127 terdapat empat konfigurasi transistor dengan tingkat tegangan tertentu yang diukur dengan DMM dalam mode dc. Tes pertama dari setiap jaringan transistor hanyalah sesederhana mengukur tegangan basis-ke-emitor dari transistor. Faktanya hanya 0,3V pada kasus ini yang menunjukkan bahwa transistor tidak "hidup" dan mungkin sedang dalam mode saturasi. 







Pada Gambar 5.127b terungkap bahwa tegangan pada kolektor sama dengan tegangan suplai sehingga tidak ada penurunan pada resistor RC dan arus kolektor adalah nol.

Dalam settingan umum laboratorium , respons ac di berbagai titik dalam jaringan diperiksa dengan osiloskop seperti ditunjukkan pada Gambar 5.128.


 





 

Saluran vertikal dipasang mode ac untuk menghapus komponen dc yang terkait dengan tegangan pada titik tertentu. Sinyal ac kecil yang diterapkan ke basis diperkuat ke level yang muncul dari kolektor ke tanah. Perhatikan perbedaan skala vertikal untuk kedua voltase. Tidak ada respon ac di terminal emitor karena karakteristik hubung singkat kapasitor pada aplikasi frekuensi. Vo yang diukur dalam volt dan Vi dalam milivolt menunjukkan keuntungan yang cukup besar untuk ampilifier. 

 4. Prosedur Percobaan [kembali]

  • Siapkan rangkaian yang akan diamati

  • Lakukan simulasi rangkaian pada proteus

  • Analis kesalahan yang ada pada rangkaian

  • Temukan solusi untuk menyelesaikan permasalahan pada rangkaian




Terdapat beberapa malfungsi pada rangkaian di video di atas, ada beberapa penyebab dari malfungsi diatas yaitu pertama nilai dari volt arusnya yang terlalu kecil hanya sebesar 5V, nilai frekuensi AC yang juga terlalu kecil hanya sebesar 10Hz, dan tidak adanya komponen resistor yang terhubung pada titik C pada transistor NPN.

Solusi
Untuk memperbaiki malfungsi diatas caranya yaitu meningkatkan nilai sumber arus DC setidaknya kurang lebih 10 V, menaikkan nilai frekuensi AC sampai 100Hz dan menyambung 1 resistor tambahan pada titik C (atas) transistor NPN. (Hasil bisa dilihat pada Gambar [1 Fix])


5. Rangkaian Simulasi [kembali]










Prinsip Kerja : Sumber DC dipasangkan sebesar 15 V dan sumber frekuensi AC sebesar 100Hz. Kedua sumber akan mengalir sesuai gambar dan terhitung oleh Voltmeter dan ampremeter, Saluran A osiloskop disambungkan pada ujung rangkaian untuk mendapat nilai frekusensi hasil kerja rangkaian sedangkan Saluran B disambungkan pada sumber AC untuk mendapat nilai awal dari Frekuensi AC.




 6. Video [kembali]

            

 




7. Download File [kembali]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MODUL 2

Modul 1

MODUL 3